Sabtu, 03 Juni 2017

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL : WAWASAN MULTIKULTURAL LOKAL, NASIONAL, DAN UNIVERSAL

WAWASAN MULTIKULTURAL LOKAL, NASIONAL, DAN UNIVERSAL

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Dosen : Dr. H. Suhardi Marli, M.Pd

 Disusun oleh :
Aryandi               (F1082131051)
Hesti Hendriana (F1082151044)
Kalista Gunesa    (F1082151034)

untan.jpg

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan Multikultural di berbagai negara memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan sejarah, unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki dan visi dalam memandang tentang multikultural. Sekarang kita akan mencoba mengenali karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara. Mengapa? Karena tiap negara memiliki kekhasan dalam memahami fenomena multikultural. Dengan mengenali fenomena kekhasan multikultural itu, nantinya bisa kita gunakan untuk menelaah fenomena yang terjadi di tanah air.

Sejak Perang Dunia II, beberapa kelompok imigran telah tinggal di Inggris dan di negara Eropa daratan seperti Perancis, Belanda, Jerman, Swedia dan Swiss. Beberapa imigran ini seperti orang Asia dan India Barat dan Afrika Utara dan Indocina di Perancis telah berdatangan dari daerah koloni sebelumnya. Beberapa imigran Eropa Selatan dan Timur telah tinggal di negara-negara Eropa Barat dan Utara dalam usaha menaikkan taraf hidup, menghindari perang, persoalan poitik atau sebab yang lain. Kelompok seperti orang Italia, Yunani dan Turki telah berimigrasi ke negara di Eropa Utara dan Barat dalam jumlah besar. Populasi etnis dan imigran telah meningkat secara signifikan di Australia dan Kanada sejak Perang Dunia II.
Sebagian besar kelompok imigran dan etnis di Eropa, Australia dan Kanada menghadapi masalah yang sama dengan yang dialami oleh kelompok etnis di AS. Kelompok seperti orang Jamaika di Inggris, orang Algeria di Perancis dan suku Aborigin di Australia. Itulah karakteristik Pendidikan Multikultural di berbagai negara untuk menunjukkan bahwa persoalan multikultural di setiap negara itu ada yang bersiat unik dan perlu penanganan yang unik pula, di samping hal-hal umum yang berlaku pada semua negara.


B.       Rumusan Masalah
1.    Seperti apakah wawasan budaya bangsa  Indonesia?
2.    Apa yang dimaksud dengan wawasan multikultural lokal?
3.    Apa yang dimaksud dengan wawasan multikultural nasional?
4.    Apa yang dimaksud dengan wawasan multicultural global?



C.       Tujuan
1.      Memahami  wawasan budaya bangsa Indnesia.
2.      Mengetahui apa itu wawasan multikultural lokal.
3.      Mengetahui apa itu wawasan multikultural nasional.
4.      Mengetahui apa itu wawasan multikultural global.


























BAB II
PEMBAHASAN

1.    Wawasan Multikultural Bangsa Indonesia
Indonesia dapat dikatakan sebagai Negara multikultur mengingat Negara ini memiliki dari lebih dari 13.000 pulau, yang terbentang lebih dari 5.000 kilo meter, melintasi 3 zona waktu (yaitu WIB,WITA,dan WIT), serta memiliki lebih dari 200 kelompok etnis yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Kesatuan bangsa Indonesia tidak bersifat alami melainkan historis, artinya Bangsa Indonesia bersatu bukan karena dibersatukan oleh bahasa ibu atau oleh kesatuan suku, budaya ataupun agama yang sama. Yang mempersatukan masyarakat di Indonesia adalah sejarah yang dialami bersama, sebuah sejarah penderitaan, penindasan, perjuangan kemerdekaan dan tekad pembangunan kehidupan bersama. Dari “nasib” bersama itu tumbuh hasrat untuk tetap bersama. Persatuan Indonesia tidak bersifat etnik melainkan etis(perilaku yang disepakati secara umum)
Negara kebangsaan memiliki unsur-unsur penting sebagai pengikat, yaitu unsur psikologi. sekelompok manusia yg memiliki kesadaran bersama untuk membentuk satu kesatuan masyarakat/adanya kehendak untuk hidup bersama, dan persamaan Kebudayaan sehingga seorang individu merasa menjadi bagian dari suatu kebudayaan, teritorial, sejarah dan masa depan  dan politik (memiliki hak untuk untuk menjalankan pemerintahan sendiri) yang sama. Indonesia sejatinya adalah bangsa dan negara besar: negara kepulauan terbesar di dunia, jumlah umat muslim terbesar di dunia, bangsa multi etnik dan bahasa namun bersatu, memiliki warisan sejarah yang menakjubkan dan kreatifitas anak negeri seperti batik, aneka makanan dan kerajinan yang eksotik, kekayaan serta keindahan alam yang luar biasa. Indonesia memiliki modal atau kekuatan yang memadai untuk menjadi bangsa besar dan negara yang kuat. Modal itu antara lain: luas wilayah, jumlah penduduk, kekayaan alam, kekayaan budaya, kesatuan bahasa, ketaatan pada ajaran agama, dan sistem pemerintahan republik yang demokratis. Kekayaan bangsa ini merupakan anugrah dari Tuhan yang harus disyukuri, dan masyarakat Indonesia harus bersatu di bawah semboyan Bhineka Tunggal Ika jangan sampai terpecah belah karena perbedaan yang begitu indah ini.

2.      Indentifikasi Budaya Lokal
Identifikasi budaya lokal merupakan identifikasi budaya yang bersifat langsung, dekat dan secara fisik ada di sekelilingnya. Budaya ini biasanya dikenalkan oleh keuarga dan kerabat dekat. Biasanya berwujud perilaku pembudayaan. Perilaku sebenarnya ditentukan oleh pembiasaan dan pembudayaan yang ada dan berlaku pada lokal tertentu. Disadari atau tidak kita dibesarkan dengan menggunakan budaya lokal yang ada di sekitar kita.
Seorang anak yang memiliki identifikasi budaya lokal tertentu tidak lepas dari lingkungan yang langsung, dekat dan paling mempengaruhi dirinya. Lingkungan tersebut adalah:
a.         Lingkungan fisik
Lingkungan fisik tertentu dapat membentuk budaya lokal tertentu. Suatu masyarakat yang berada di daerah yang banyak dikelilingi sungai dan karena seringnya air sungai meninggi membentuk budaya berupa rumah yang lantai rumahnya lebih tinggi dari permukaan tanah. Misalnya rumah Palimasan Joglo, Sungai Jingah Kalimantan Selatan.
Karena lingkungan fisik di daerah Kalimantan Selatan sangat kaya dengan jenis-jenis kayu maka berbagai kebutuhan sehari-hari dibuat dengan menggunakan jenis kayu seperti: Palimasan Kandangrasi desa Kuin Utara Kalimantan Selatan.

b.         Lingkungan sosial
Selain lingkungan fisik, lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap dan berperilaku seseorang. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan komunitas Naudlatul Ulama (NU) akan bersikap dan berperilaku sesuai dengan tradisi warga nahdliyin (warga NU) yang berbeda dengan warga  Muhammadiyah sekalipun keduanya berada di lingkungan fisik yang sama. Kegiatan selamatan, tahlil menjadi ciri khas kelompok NU ini akan diikuti dan dilaksanakan oleh lingkungan sosialnya.

c.         Lingkungan metafisik
Lingkungan metafisik ini tidak dibatasi oleh lingkungan fisik dalam arti mesti tinggal di daerah itu. Lingkungan metafisik memang mewarnai budaya yang ada di lingkungan fisik di lokal tertentu, tetapi selain itu juga dapat mengenai orang-orang yang “merasa memiliki” (sense of belonging) budaya itu. Biasanya mereka yang merasa memiliki itu dulunya berasal dari daerah itu dan sudah pindah tempat tinggal dari daerah itu, atau keturunan dari warga daerah itu. Pada prinsipnya orang yang termasuk dalam lingkungan metafisik ini adalah orang yang mengikatkan diri dengan tradisi budaya dan nilai-nilai tertentu.

3.      Identifikasi Budaya Nasional
Sebagai warga Pancasilais dan tinggal bersama dalam wadah negara memerlukan ide yang dapat mempersatukan berbagai identitas budaya lokal itu dalam bentuk identitas budaya nasional. Ada dua ide yang perlu dimiliki setiap warga negara Indonesia yaitu persatuan dalam perbedaan (wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam persatuan (Bhinneka Tunggal Ika).
Kita memiliki simbol identifikasi budaya nasional antara lain seperti: batik, keris, candi borobudur, Bali dengan segala atribut yang menyertainya. Identifikasi budaya nasional ini berasal dari identifikasi budaya lokal yang sudah banyak dikenal secara nasional bahkan internasional. Identitas budaya nasional ini sudah dijadikan simbol kenegaraan dan menjadi ciri khas Indonesia. Dengan mengenal identitas budaya ini seluruh dunia akan tahu bahwa budaya ini adalah ciri khas budaya Indonesia.



4.      Indentifikasi Budaya Nasional
Perkembangan identifikasi global memberi kesempatan pada pelajar untuk melihat bagaimana sebagai bangsa kita menyesuaikan diri dengan masyarakat dunia. Yang memungkinkan pelajar memahami lebih baik bahwa tindakan suatu negara tidak hanya harus dilihat kaitannya dengan pengaruhnya pada negara ini namun juga apa pengaruhnya pada dunia keseluruhan. Siswa yang telah mengembangkan identitas nasional dan etnis yang kuat seharusnya memiliki perspektif untuk mengembangkan juga identifikasi global yang membuat mereka menjadi warga masyarakat dunia yang lebih baik. Pada saat ini penting untuk menyadari bahwa identifikasi yang dibahas di atas bersifat hierarkhis. Dengan kata lain, kurikulum dan kebutuhan belajar yang berproses dengan mengenalkan identitas budaya lokal, kemudian nasional dan akhirnya global atau universal. Perkembangan yang belakangan tergantung pada perkembangan sebelumnya.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pendidikan Multikultural sebagai kesadaran merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan perilaku manusia. Budaya juga dapat menjadi simbol dalam suatu lokal tersebut. Meskipun beraneka macam budaya yang tinggal bersama dalam negara kita yaitu Indonesia, tetapi warga negara Indonesia berada dalam persatuan dalam perbedaan (wawasan kebangsaan/nasional) dan perbedaan dalam persatuan (Bhinneka Tunggal Ika).

B.       Saran
Oleh karena berbagai macam karakteristik multikultural di berbagai negara, kita perlu meneliti kekuatan yang tersimpan di dalam budaya masing-masing kelompok manusia agar dapat dimanfaatkan bagi kebaikan bersama. Pendidikan multikultural dipersepsikan sebagai suatu jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat manusia di dalam era globalisasi yang penuh tantangan baru. Pertemuan antarbudaya bisa berpotensi memberikan manfaat tetapi sekaligus menimbulkan salah paham. Ituah rasional yang menunjukkan pentingnya keberadaan Pendidikan Multikultural




Tidak ada komentar:

Posting Komentar